19 Apr, 2023

Tensar RE (Uniaxial) Geogrid Sebagai Perkuatan Timbunan di Area Pertambangan

Jika penimbunannya tidak terlalu tinggi, misal di bawah 10 m, maka timbunan bisa dilakukan dengan cara konvensional, yaitu timbunan dan pemadatan dilakukan secara bertahap, lalu muka timbunan atau lereng dibuat lebih landai dari 45°, misalnya 1V:2H atau sekitar 27° dari horizontal. Dengan metode seperti ini timbunan akan kuat dan tidak longsor.

Area pertambangan atau pengeboran minyak biasanya terletak di remote area, di dalam hutan atau pegunungan dataran tinggi. Terutama untuk area pertambangan yang di daerah pegunungan maka tanahnya akan berkontur tidak rata. Sehingga jika akan membuat perluasan area harus melakukan penimbunan.

Namun, jika perluasan area menghadapi hal-hal sebagai berikut :

  • Timbunan tinggi melebihi 10 m;

  • Jika muka timbunan lebih landai dari 45° maka kaki timbunan akan masuk ke lahan milik orang atau perusahaan lain. Sehingga muka timbunan harus lebih tegak, misalnya 60°;

  • Jika area permukaan timbunan mendapat beban yang sangat berat, misalnya 250 kPa (sekitar 25 ton/m2) seperti beban tangki atau pondasi mesin;

 

Maka diperlukan solusi yang tepat untuk hal-hal tersebut. Prinsipnya, timbunan tersebut harus kuat menahan beban sendiri dan menahan beban eksternal yang berada di atasnya, sehingga tidak terjadi longsor. Maka timbunan tersebut harus diperkuat.


"SOLUSI PERMASALAHAN TIMBUNAN ADALAH MENGGUNAKAN TENSAR UNIAXIAL GEOGRID"

Solusi untuk sistem perkuatan timbunan di area pertambangan yaitu dengan menggunakan Tensar RE Geogrid. RE adalah kepanjangan dari Reinforced Earth dan material ini merupakan geogrid uniaxial yang terbuat dari bahan HDPE (High Density Polyethylene).

Tensar Uniaxial Geogrid (RE) ini digelar dan lapisan tanah diatasnya dipadatkan. Metode ini dilakukan secara reptitif per lapisan, dengan jarak vertikal antar lapisan geogrid ditentukan berdasarkan perhitungan / desain menggunakan bantuan software TensarSoil atau TensarSlope.

Jenis Struktur Perkuatan Timbunan Pada Area Pertambangan, dan Pengeboran Minyak

Ada dua alternatif jenis struktur perkuatan timbunan yaitu:

1. SierraScape Retaining Wall

Yaitu perkuatan timbunan menggunakan Tensar Uniaxial Geogrid (RE) dan struktur welded wire galvanized (kawat yang dilas dan digalvanis sesuai standar ASTM 123) sebagai pembentuk muka timbunannya. Perkuatan timbunan sistem SierraScape ini, permukaan lerengnya bisa mencapai hampir 90° sehingga lebih tepat disebut sebagai dinding penahan tanah (retaining wall) dibandingkan dengan lereng. SierraScape ini sangat tepat digunakan di area pertambangan di remote area karena aman dan memudahkan mobilisasi material-material pembentuknya.

2. Tensar Wraparound

Tensar Wraparound adalah struktur perkuatan timbunan menggunakan Tensar Uniaxial Geogrid (RE) dan soil bag atau sand bag sebagi pembentuk muka lereng. Muka lereng bisa dibentuk hingga kemiringan 70° dari arah horizontal.

Proyek Tensar Uniaxial Geogrid

Proyek Sierrascape Jembatan AFL Dhoho Airport Kediri, Jawa Timur 2023
Proyek Wraparound Dinding Crusher Cariu, Bogor 2019
Proyek Wraparound Dinding Crusher Sidomulyo, Lampung 2017

PROYEK KAMI

Mengapa Menggunakan Jasa Kami?

Dilengkapi Jasa Desain dan Perencanaan
Didukung Tenaga Ahli dan Professional
Distributor Tunggal Tensar Di Indonesia
Ready Stock Material Tensar Geogrid
Pengalaman Lebih Dari 20 Tahun

DAPATKAN PENAWARAN HARGA

Share:

Berita Lainnya

Berita Terbaru Lainnya

Tensar TriAx Geogrid
19 Apr, 2023

Tensar TriAx Geogrid

Tensar Triax Geogrid Sebagai Solusi Stabilisasi Jalan Akses di Atas Tanah Dasar Lunak Area pertambangan, pengeboran minyak, dan perkebunan di Indonesia sebagian besar dapat ditemukan di luar Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sebagai contoh, jenis pertambangan di area-area tersebut meliputi pertambangan batu bara, nikel, tembaga, emas, tambang pasir, pengeboran minyak bumi, dll. […]

Tensar Uniaxial Geogrid
19 Apr, 2023

Tensar Uniaxial Geogrid

Tensar RE (Uniaxial) Geogrid Sebagai Perkuatan Timbunan di Area Pertambangan Jika penimbunannya tidak terlalu tinggi, misal di bawah 10 m, maka timbunan bisa dilakukan dengan cara konvensional, yaitu timbunan dan pemadatan dilakukan secara bertahap, lalu muka timbunan atau lereng dibuat lebih landai dari 45°, misalnya 1V:2H atau sekitar 27° dari horizontal. Dengan metode seperti ini […]